Temanku Seorang Pembunuh

Setelah beraktivitas seharian, akupun merebahkan diriku diatas kasur yang terasa empuk menurutku.

Tak begitu lama akupun tertidur padahal dimalam-malam sebelumnya mataku sulit untuk terpejam terlalu cepat.

Dimalam sekitar lewat jam 3 pagi, ketika sedang asik terleplap dengan mimpi yang indah. Aku terbangun secara tidak sengaja, entah kenapa!.

Untuk sejenak aku terdiam sambil memandang langit-langit kamarku yang berwarna biru dan lalu ku hidupkan tv untuk menemani mataku.

Treerettt...Treerettt...Treerettt..., getar handphone mengagetkanku. Langsung ku angkat telpon yang ternyata dari seorang temanku, temanku satu kampung.

Sudah lama aku tidak berjumpa dengannya, dengan senang hati kutanyakan kabar dan ada maksud apa malam-malam begini menelpon. Dengan sedikit penasaran dia mengatakan di dalam telpon,....

"Bolehkah aku numpang untuk beberapa hari di tempatmu, aku ada sedikit masalah. Nanti ku sms y".

Tanpa memperbolehkan maksudnya, dia langsung menutup telpon karena terlalu banyak orang. Setelah kurang lebih tiga menit, kuterima sms yang berbunyi,

"Aku habis nikam(menusuk) orang
sekarang aku lagi pelarian
aku mau numpang beberapa hari di tempatmu ya?"

Pikiran ku pun tak karuan, gimana dan apa yang harus kukatakan. Disatu sisi aku sangat tidak ingin terlibat tapi... disatu sisi dia adalah seorang teman.

Lalu kutanyakan lebih dalam ada apa sebenarnya. Dan ternyata masalah yang di alami temanku ini di mulai oleh orang tersebut (yang di tikam) dan dia langsung kabur setelah kejadian itu karena tidak mau terlibat masalah dengan polisi.

"Dia(orang itu) mati kah?".
"Ga... cuma ga bisa bangun n kayaknya masih hidup"

Hatikupun terasa sedikit lega. setelah saling berkirim sms, akupun memperbolehkanya.

Paginya aku menjemputnya di terminal, setelah aku bangun kesiangan karena terbangun di pagi tadi. Dengan perasaan yang akupun aku tidak tahu harus bagaimana.

Huh.. tidak disangka, seseorang yang seperti aku ini bisa mempunyai seorang teman yang hampir membunuh karena masalah sepele (masalahnya hanya karena pinjam-meminjam helm).

Perasaan takut tentu pasti ada tapi yang namanya teman hatiku tidak bisa menolak. Untuk beberapa hari dia menginap di kos-kosan ku yang tidak begitu bagus untuk dilihat. Kebetulan dia punya sanak keluarga tidak jauh dari kota ini. Dia lalu menghubungi keluarganya dan menceritakan semua kejadiannya dan lalu dia pun dicarikan pekerjaan.

Huh.. lagi-lagi aku masih terkejut dengan semua ini..

FELT LIKE AN ANGEL

Posted in: My Story